BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan
merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini
didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang
pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan
merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi. Lebih dari
itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan kelahiran, pertumbuhan dan
kedewasaan serta kematian organisasi.
Selain
kepemimpinan, dalam suatu organisasi harus memiliki struktur yang jelas atau
transparan, struktur organisasi tersebut dibutuhkan karena pembagian kerja,
pendelegasian kewenangan serta pengendalian kerja harus ada dalam suatu
organisasi agar berjalan dengan semestinya tanpa kendala dan dapat mencapai
sebuah keputusan bersama atau suatu tujuan dalam organisasi tersebut. Dengan
adanya struktur organisasi tersebut maka seluruh bidang dan anggota mendapat
tugas dan kewajiban masing - masing secara terarah atau sesuai dengan wewenang
yang telah ditentukan secara jelas.
Oleh
karena itu, dua hal diatas sungguh penting dalam suatu organisasi. Dalam
penulisan yang dibuat ini, akan di bahas masing masing pengertian dan
penjabaran serta penjelasan dari Kepemimpinan dan Desain Struktur Organisasi.
B. Tujuan
B. Tujuan
1. Mengetahui
teori dan arti penting kepemimpinan.
2. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan Tipologi Kepemimpinan.
3. Menyebutkan
dan menjelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.
4. Menjelaskan
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam organisasi.
5. Menjelaskan
Dimensi Struktur Organisasi.
6. Mengetahui
apa yang dimaksud Departemenstalisasi.
7. Menyebutkan
dan Menjelaskan Model -Model Desai Organisasi.
8. Menjelaskan
Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
teori dan arti penting kepemimpinan.
2. Apa yang
dimaksud dengan Tipologi Kepemimpinan.
3. Apa saja
faktor - faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.
4. Apa
penjelasan Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam organisasi.
5. Apa yang
dimaksud Dimensi Struktur Organisasi.
6. Apa yang dimaksud
Departemenstalisasi?
7. Apa saja Model
-Model Desai Organisasi?
8. Apa
penjelasan Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
1. Teori dan
Arti Penting Kepemimpinan
Pemimpin
adalah pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki
kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama
guna mencapai sasaran tertentu (Kartono, 2005).
Pemimpin
merupakan agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih memengaruhi orang
lain daripada perilaku orang lain yang memengaruhi mereka. Kepemimpinan timbul
ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi atau kompetensi anggota lainnya
di dalam kelompok”.
Kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan
dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai
kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi
komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama; dan kemampuan
mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan
budaya organisasi (Shegdill dalam Stoner dan Freeman 1989: 459-460).
Banyak
definisi diberikan tentang kepemimpinan, antara lain: George R.Terry,
Leadership is the activit of influencing people to strive willingly for group
objectives. Stoner, kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiata-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya.
Harold
Koontz and Cyril O’Donnell, state that leadership is influencing people to
follow in the achivement of a common goal. Handbook of Leadership, memberikan
definisi kepemimpinan sebagai “suatu interaksi antar anggota suatau kelompok.
a) Konsep
Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan
tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam
memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk
tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat
yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola
tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh
bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dari
seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori
berikut ini. Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan disini adanya
tiga teori kepemimpinan:
b) Teori Sifat
Teori
ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut
Ghizeli dan Stogdil:
1) Kecerdasan
2) Kemampuan mengawasi
3) Inisiatif
4) Ketenangan
diri
5) Kepribadian
Walaupun
teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain: terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat dianggap unggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun
apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya
mengenai berbagaio rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin, justru sangat
diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
c) Teori
Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pimpinan mempunyai deskripsi perilaku:
· Konsiderasi
dan struktur inisiasi
Perilaku
seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki cirri ramah
tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Disamping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih meningkatkan
tugas organisasi.
· Berorientasi
kepada bawahan dan produksi
Perilaku
pemimpin yang berorientasi kepada baawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan
dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
d) Teori
Situasional
Keberhasilan
seorang pimpinan menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan factor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
·
Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
·
Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
·
Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
·
Norma yang dianut kelompok
·
Rentang kendali
·
Ancaman dari luar organisasi
·
Tingkat stress
·
Iklim yang terdapat dalam organisasi
Efektivitas
kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang
dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntunan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud
adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena
tuntunan situasi tertentu.
2. Tipologi
Kepemimpinan
Tipologi
kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam
kelompok .Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam
kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
a) Tipe
Otokratis.
Seorang
pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
b) Tipe
Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
c) Tipe
Paternalistis.
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut :
menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
d) Tipe
Karismatik.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John
F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
e) Tipe
Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern.Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
3. Faktor -
Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Suwatno (2001:161), mengatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
a) Faktor
genetis
Adalah faktor yang menampilkan pandangan bahwa
seseorang menjadi pemimpin karena latar belakang keturunannya.
b) Faktor
sosial
Faktor ini pada hakikatnya semua orang sama dan bisa
menjadi pemimpin. Setiap orang memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang
pemimpin, dan tersalur sesuai lingkungannya.
c) Faktor bakat
Faktor yang berpandangan bahwa seseorang hanya akan
berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik, apabila orang itu memang dari
sejak kecil sudah membawa bakat kepemimpinan.
4. Implikasi
Manajeraial Kepemimpinan dalam Organisasi
Kepemimpinan
berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para bawahan dan mereka harus
menerima arahan dari pemimpin. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri
sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan dan keberanian
bertindak sesuai dengan keyakinan pada diri sendiri dan orang lain dalam
membangun organisasi.
Di
dalam teori manajerial terdapat 2 orientasi yang dijadikan ukuran yaitu
berfokus pada manusia dan pada tugas. Sebagai seorang pemimpin, bertugas
memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat
mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system
komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi
dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para
pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa
kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu
dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan
para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi
B. Desain dan
Struktur Organisasi
1. Dimensi Struktur
Organisasi
Empat
desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian
departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para
peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan pemahaman mengenai
hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya.
Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan
kerumitan.
a) Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan
mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu
organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam
setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin
formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja.
Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian
kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya
rentang kendali.
b) Sentralisasi
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi
yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai
oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan
adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar
sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar
sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin
besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
c) Kerumitan
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
2. Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1) Fungsi
2) Produk atau jasa
3) Wilayah
4) Langganan
5) Proses atau peralatan
6) Waktu
7) Pelayanan
8) Alpa-numeral
9) Proyek atau matriks
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1) Fungsi
2) Produk atau jasa
3) Wilayah
4) Langganan
5) Proses atau peralatan
6) Waktu
7) Pelayanan
8) Alpa-numeral
9) Proyek atau matriks
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk
adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai
teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu
dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar
wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi
daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan
menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
3. Model -
Model Desain Organisasi
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1) Desain
Organisasi Mekanistik.
·
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang
keyakinan dan kepercayaan.
·
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman,
dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
·
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga
informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
·
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya
sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
·
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas,
keputusan Relatif.
·
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak
original, tanpa mendorong adanya n partisipasi kelompok.
·
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya
memperhalus kesalahan.
2) Desain
Orgranisasi Orgranik.
·
Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang
keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
·
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui
metode Partisipasi.
·
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga
informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah
dan kesamping.
·
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, baik
atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
·
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua
tingkatan melalui proses kelompok.
·
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya
partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
·
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan
menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain
organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara
terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik
atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
4. Implikasi
Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang
berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi
adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam
suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi
tersebut, itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan
struktur organisasi.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari
hasil pembahasan yang telah di buat, maka dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan
dengan aktivitas anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan
Desain Struktur Organisasi diperlukan agar setiap orang yang menempati posisi
atau wewenang nya menghasilkan kontribusi atau pengaruh besar dalam suatu
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
·
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan/
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
·
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/dimensi-struktur-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar